News & Talks | Amal Mulasara Buwana – Jawa Barat – Jika tak ada aral melintang perkumpulan Amal Mulasara Buwana akan segera menggelar pelatihan bagaimana memelihara alam dan lingkungan hidup yang terintegrasi dalam sistem pendidikan di sekolah. Pelathan ini akan fokus untuk menumbuhkan budaya baru generasi muda terkait pentingnya menjaga alam dan lingkungan sekitar mereka sendiri dengan cara-cara yang sederhana.
Semisal membiasakan buang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta menghemat air dan listrik, hingga memelihara alam dan lingkungan hijau di sekitar kehidupan mereka. Mulai dari menyemai bibit pohon penghijauan hingga aksi menanam dan memeliharanya sendiri.
“Ikhtiar ini kami sebut dengan Latihan Kader Konservasi Alam, sebuah model pelatihan relawan cinta alam hijau yang berbasis di lingkungan sekolah menengah atas,” ujar Hamdan Husein Hizbullah, Ketua Amal Mulasara Buwana perkumpulan gerakan konservasi alam yang terinspirasi dari filosofi urang Sunda yang sangat memuliakan alam.
Generasi muda ungkap Hamdan, memiliki peran besar dalam menjaga kelestarian alam. Karena itu pihaknya akan fokus berusaha melahirkan generasi baru yang memahami dan memiliki ideologi konservasi alam, sebagaimana leluhurnya yang memiliki pandangan memuliakan alam tempat mereka hidup dan mewariskannya kepada generasi berikutnya.
Terkait kerusakan alam yang ditandai dengan semakin berkurangnya lahan hijau dan hutan, faktanya telah menimbulkan berbagai bencana terus menerus. Menurut Hamdan situasi ini mengungkap sisi lain yang selama ini tersembunyi, bahwa para pengelola negara sesungguhnya nyaris tak memliki ideologi konservasi alam sama sekali.
“Bayangkan dikurasnya sumberdaya alam dan hutan atas nama pembangunan ekonomi, terbukti hanya menghasilkan bencana alam yang mengorbankan harta dan nyawa rakyat banyak,” tegas Hamdan seraya menyebut bahwa kendatipun mengatasnamakan kepentingan pembangunan ekonomi, faktanya banyak rakyat yang justru hidup miskin jauh dari kehidupan sejahtera sebagaimana tujuan kita bernegara.
Karena itu Hamdan memberikan apresiasi atas langkah-langkah KDM, Gubernur Jawa Barat yang selain berlaku tegas terhadap para pengusaha yang merusak alam dan lingkungan, juga terus mengedukasi warga tentang pentingnya kembali memuliakan alam sesuai filosofi nilai-nilai luhur budaya Sunda.
“Ya, langkah-langkah Bapa Aing itulah yang sesungguhnya menginspirasi gerakan kami, termasuk latihan kader konservasi alam yang akan kami gelar di bulan September dan Oktober ini,” jelas Hamdan seraya mengatakan bahwa pihaknya akan fokus mengedukasi anak-anak pelajar dan aksi-aksi lapangan untuk rehabilitasi lahan kritis di berbagai tempat.
Melatih anak-anak yang saat ini duduk di bangku sekolah menengah atas menjadi kader konservasi alam, menurut Hamdan bukan tanpa alasan strategis, bukan juga sekedar gaya-gayaan membuat program yang menghabiskan waktu, biaya dan tenaga. Dalam dua puluh tahun ke depan saat usia negara ini di ulang tahun emas (100 tahun) anak-anak SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang sekarang ini dipastikan akan mengisi tampuk kepemimpinan di berbagai lini. Karena itu mereka harus dilatih menjadi kader bangsa, kader penyelamat lingkungan negara, kader konservasi alam Indonesia.
“20 tahun kedepan mereka mungkin ada yang jadi camat, bupati, pengusaha atau menjadi bagian dari para pembuat kebijakan. Nah, sejak sekarang ini kita ingin bentuk jiwa patriotiknya menjadi kader konservasi alam, menjadi front terdepan penyelamat sumber daya alam dan lingkungan negerinya,” tegas Hamdan.
Karena program ini terkait dengan sistem penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan, pihak perkumpulan Amal Mulasara Buwana dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang otoritas kebijakan pengelolaan pendidikan sekolah menengah atas.
“Ya, dalam waktu dekat kami akan menghadap Om Purwanto, mudah-mudahan beliau berkenan meluangkan waktu untuk diskusi memberikan arahan teknis di lapangan saat kami masuk ke sekolah-sekolah SMA di Jawa Barat,” pungkas Hamdan Ketua perkumpulan Amal Mulasara Buwana di Bogor | red.